A.
Pengertian
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
B. Tugas Perkembangan pada
Lanjut Usia.
Orang tua
diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan
menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka diharapkan untuk mencari
kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan
sebagian besar waktu kala mereka masih muda.
Bagi beberapa orang berusia lanjut, kewajiban untuk menghadiri
rapat yang menyangkut kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena
kesehatan dan pendapatan mereka menurun setelah pensiun, mereka sering
mengundurkan diri dari kegiatan sosial. Disamping itu, sebagian besar
orang berusia lanjut perlu mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan
peristiwa kehilangan pasangan, perlu membangun ikatan dengan anggota
dari kelompok usia mereka untuk menghindari kesepian dan menerima
kematian dengan tentram.
C.
Perubahan-perubahan
yang Terjadi pada Lanjut Usia.
A. Perubahan-perubahan Fisik
1. Sel.
a. Lebih
sedikit jumlahnya.
b. Lebih besar ukurannya.
c.
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d. Menurunnya
proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati.
e. Jumlah sel
otak menurun.
f.
Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem Persarafan.
a. Berat otak menurun
10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf
otaknya dalam setiap harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan
persarafan.
c. Lambat dalam respon dan
waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
d. Mengecilnya saraf panca
indra.Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf
penciumdan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitif terhadap
sentuhan.
3. Sistem
Pendengaran.
a. Presbiakusis ( gangguan
dalam pendengaran ). Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur
65 tahun.
b. Otosklerosis akibat
atrofi membran tympani .
c. Terjadinya pengumpulan
serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
d. Pendengaran bertambah
menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
4.
Sistem Penglihatan.
a. Timbul sklerosis dan hilangnya
respon
terhadap sinar.
b. Kornea lebih berbentuk
sferis (bola).
c. Kekeruhan pada lensa
menyebabkan katarak.
d. Meningkatnya ambang,
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan
susah melihat dalam cahaya gelap.
e. Hilangnya daya akomodasi.
f. Menurunnya lapangan
pandang, berkurang luas pandangannya.
g. Menurunnya daya membedakan warna
biru atau
hijau.
5. Sistem Kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan
menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa
darah menurun, hal ini menyebabakan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas
pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi,. Perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk ke
berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak.
e. Tekanan darah meninggi
akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
6.
Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh.
a. Temperatur tubuh menurun (
hipotermia )
secara fisiologis akibat metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggigil dan
tidak
dapat memproduksi panas akibatnya aktivitas otot menurun.
7.
Sistem Respirasi
a. Otot-otot pernafasan
kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunnya aktivitas dari silia.
c. Paru-paru kehilangan elastisitas,
menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun.
d. Alveoli ukuranya melebar dari biasa
dan
jumlahnya berkurang.
e. Kemampuan untuk batuk
berkurang.
f. Kemampuan kekuatan otot
pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
8.
Sistem Gastrointestinal.
a. Kehilangan gigi akibat Periodontal
disease,
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
b. Indera pengecap menurun, hilangnya
sensitivitas saraf pengecapm di lidah terhadap rasa manis, asin, asam,
dan pahit.
c. Eosephagus melebar.
d. Rasa lapar menurun, asam
lambung menurun.
e. Peristaltik lemah dan
biasanya timbul konstipasi.
f. Daya absorbsi melemah.
9.
Sistem Reproduksi.
a. Menciutnya ovari dan
uterus.
b. Atrofi payudara.
c. Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi
spermatozoa meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
d. Kehidupan seksual dapat diupayakan
sampai
masa lanjut usia asal kondisi kesehatan baik.
e. Selaput lendir vagina menurun.
10.
Sistem Perkemihan.
a. Ginjal
b. Merupakan alat untuk mengeluarkan
sisa
metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di
glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%.
c. Otot-otot vesika urinaria menjadi
lemah,
frekuensi buang air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi
urin pada pria.
11. Sistem Endokrin.
a. Produksi semua hormon
menurun.
b. Menurunnya aktivitas
tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan menurunnya daya
pertukaran zat.
c. Menurunnya produksi aldosteron.
d. Menurunya sekresi hormon kelamin
misalnya,
progesteron, estrogen, dan testosteron.
12. Sistem Kulit ( Sistem Integumen )
a. Kulit mengerut atau
keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan
bersisik karena kehilangan proses keratinisasi, serta perubahan ukuran
dan bentuk-bentuk sel epidermis.
c. Kulit kepala dan rambut
menipis berwarna kelabu.
d. Rambut dalam hidung dan
telinga menebal.
e. Berkurangnya elastisitas
akibat dari menurunya cairan dan vaskularisasi.
f. Pertumbuhan kuku lebih
lambat.
g. Kuku jari menjadi keras
dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
h. Kelenjar keringat
berkurang jumlah dan fungsinya.
13.
Sistem Muskuloskletal
a.
Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.
a. Kifosis
b. Pergerakan pinggang,
lutut, dan jari-jari terbatas.
c. Persendiaan membesar dan menjadi
kaku.
d. Tendon mengerut dan
mengalami skelerosis.
e. Atrofi serabut otot (
otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut mengecil sehingga
seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.
f. Otot-otot polos tidak
begitu berpengaruh.
B. Perubahan-perubahan Mental.
Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
mental.
a. Perubahan fisik,
khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (Hereditas)
e. Lingkungan
Ø Kenangan (Memory).
a. Kenangan jangka panjang: Berjam-jam
sampai
berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
b. Kenangan jangka pendek
atau seketika: 0-10 menit, kenangan buruk.
Ø IQ (Inteligentia Quantion).
a. Tidak berubah dengan informasi
matematika dan
perkataan verbal.
b. Berkurangnya penampilan, persepsi
dan
ketrampilan psikomotor, terjadi perubahan pada daya membayangkan karena
tekanan-tekanan dari faktor waktu.
C. Perubahan-perubahan Psikososial.
- Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh
produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan mengalami
kehilangan-kehilangan, antara lain :
1) Kehilangan finansial (income
berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai
jabatan
posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan
atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
c. Merasakan atau sadar akan kematian
(sense of
awareness of mortality)
d. Perubahan dalam cara hidup, yaitu
memasuki
rumah perawatan bergerak lebih sempit.
e. Ekonomi akibat pemberhentian dari
jabatan
(economic deprivation).
f. Meningkatnya biaya hidup pada
penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.
g. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
h. Gangguan saraf pancaindra, timbul
kebutaan
dan ketulian.
i. Gangguan gizi akibat
kehilangan jabatan.
j. Rangkaian dari
kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family.
k. Hilangnya kekuatan dan
ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep
diri.
D. Perkembangan Spritual.
Agama
atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow,1970)
Lansia
makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,1970).
Perkembangan
spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak
dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan.
Masalah
Umum yang Unik Bagi Lanjut Usia.
a. Keadaan fisik lemah dan tak
berdaya, sehingga
harus tergantung pada orang lain.
b. Status ekonominya sangat terancam,
sehingga
cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola
hidupnya.
c. Menentukan kondisi hidup
yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik
d. Mencari teman baru untuk
menggantikan suami atau isteri yang telah meninggal atau pergi jauh atau
cacat
e. Mengembangkan kegiatan
baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah
f. Belajar untuk
memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa
g. Mulai terlibat dalam
kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa
h. Mulai merasakan
kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan
memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan yang lebih cocok
i. Menjadi korban atau
dimanfaatkan oleh para penjual obat dan kriminalitas karena mereka tidak
sanggup lagi untuk mempertahankan diri
Masalah Umum yang Unik Bagi Lanjut Usia.
- Keadaan
fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada orang
lain.
- Status ekonominya sangat terancam,
sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar
dalam pola hidupnya.
- Menentukan kondisi hidup yang
sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik
- Mencari teman baru untuk
menggantikan suami atau isteri yang telah meninggal atau pergi jauh
atau cacat
- Mengembangkan kegiatan baru untuk
mengisi waktu luang yang semakin bertambah
- Belajar untuk memperlakukan anak
yang sudah besar sebagai orang dewasa
- Mulai terlibat dalam kegiatan
masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa
- Mulai merasakan kebahagiaan dari
kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki
kemauan untuk mengganti kegiatan yang lebih cocok
- Menjadi korban atau dimanfaatkan
oleh para penjual obat dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup
lagi untuk mempertahankan diri
E. Ciri – ciri Perkembangan Lansia
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri
dan Psikogeriatri, yaitu :
1) Keterbatasan fungsi tubuh
yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia
2) Adanya akumulasi dari
penyakit-penyakit degeneratif
3) Lanjut usia secara
psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada orang
lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain), b) Mengisolasi diri atau
menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab,
diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat
dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.
4) Hal-hal yang dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia
kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama
aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif,
apatis dsb. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor
psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup,
kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum,
atau trauma psikis.
F. Faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
jiwa lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak
sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia.
Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat
mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
a. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple
pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin
keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi
fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan
secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau
kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat
menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik
yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan
kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha
untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang
lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan,
tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering
kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti :
§ Gangguan jantung
§ Gangguan metabolisme,
misal diabetes millitus
§ Vaginitis
§ Baru selesai operasi :
misalnya prostatektomi
§ Kekurangan gizi, karena
pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang
§ Penggunaan obat-obat
tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
o Rasa tabu atau malu bila
mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
o Sikap keluarga dan
masyarakat yang
kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.
o Kelelahan atau kebosanan
karena
kurang variasi dalam kehidupannya.
o Pasangan hidup telah
meninggal.
o Disfungsi seksual karena
perubahan
hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi,
pikun dsb.
c. Perubahan Aspek
Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi
proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain
sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga
mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan
berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian
Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri
(Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami
post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
3. Tipe Kepribadian
Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu
harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan
hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana,
apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian
Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan
yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga
menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik
Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat
sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau
cenderung membuat susah dirinya.
d. Perubahan yang Berkaitan
Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun.
Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati
hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering
diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga
diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari
model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di
atas.
Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental
setelah lansia? Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental individu
dalam menghadapi masa pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang
takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan
ada juga yang seolah-olah acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing
sikap tersebut sebenarnya punya dampak bagi masing-masing individu, baik
positif maupun negatif. Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia
dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. Agar
pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun
yang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan
diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan
memperoleh gaji penuh.
Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi
dan terarah bagi masing-masing orang yang akan pensiun. Jika perlu
dilakukan assessment untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki
kegiatan yang jelas dan positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah
pensiun dan memasuki masa lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya
memantapkan arah minatnya masing-masing. Misalnya cara berwiraswasta,
cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan macamnya.
Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung
terlihat hasilnya sehingga menumbuhkan keyakinan pada lansia bahwa
disamping pekerjaan yang selama ini ditekuninya, masih ada alternatif
lain yang cukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua, sehingga lansia
tidak membayangkan bahwa setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna,
menganggur, penghasilan berkurang dan sebagainya.
e. Perubahan Dalam Peran
Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan,
gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan
kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran
sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering
menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu
mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih
sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk
berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku
regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan
barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu
orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya
lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran)
masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu,
cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara
(care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang
tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau
punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah
meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi
terlantar.
Disinilah pentingnya adanya Panti Werdha sebagai tempat
untuk pemeliharaan dan perawatan bagi lansia di samping sebagai long
stay rehabilitation yang tetap memelihara kehidupan bermasyarakat.
Disisi lain perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa hidup
dan kehidupan dalam lingkungan sosial Panti Werdha adalah lebih baik
dari pada hidup sendirian dalam masyarakat sebagai seorang lansia.
G. Penyakit Lanjut Usia
1.
Penyakit sistem paru dan
kardiovaskuler.
a) Paru-paru
Fungsi
paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas
jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi
otot pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering
diderita pada lanjut usia diantaranya pneumonia, kematian cukup
tinggi sampai 40 % yang terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun.
Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi.
b) Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
Pada orang lanjut usia, umumnya
besar jantung akan sedikit menurun. Yang paling banyak mengalami
penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya
aktivitas dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot
jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Pada
lansia, tekanan darah meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung
pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50 % dibanding orang berusia
20 tahun. Tekanan darah pada wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada
pria tua mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.
Pada
lansia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung
iskemi. Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung
iskemi adalah pada pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis serta
faktor pencetusnya bisa karena banyak merokok, kadar kolesterol tinggi,
penderita diabetes mellitus dan berat badan berlebihan serta kurang
berolah raga. Masalah lain pada lansia adalah hipertensi yang sering
ditemukan dan menjadi faktor utama penyebab stroke dan penyakit jantung
koroner.
2. Penyakit pencernaan makanan.
Penyakit
yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia antara lain
gastritis dan ulkus peptikum, dengan gejala yang biasanya tidak
spesifik, penurunan berat badan, mual-mual, perut terasa tidak enak.
Namun
keluhan seperti kembung, perut terasa tidak enak seringkali akibat
ketidakmampuan mencerna makanan karena menurunnya fungsi kelenjar
pencernaan. Sembelit/konstipasi kurang nafsu makan juga sering dijumpai.
3. Penyakit sistem urogenital.
Pada
pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran kelenjar
prostat (hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan buang air
kecil, sedang pria lanjut usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar
prostat.
Pada wanita bisa dijumpai peradangan kandung kemih
sampai peradangan ginjal akibat gangguan buang air kecil. Keadaan ini
disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang
menyumbat saluran kemih.
4. Penyakit gangguan endokrin
(metabolik).
Dalam
sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress.
Oleh
karena itu, dengan mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang
mampu menghadapi stress. Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan
lansia tampak lesu dan kurang bergairah. Kemunduran fungsi kelenjar
endokrin lainnya seperti adanya menopause pada wanita, sedang pada pria
terjadi penurunan sekresi kelenjar testis. Penyakit metabolik yang
banyak dijumpai ialah diabetas melitus dan osteoporosis.
5. Penyakit pada persendian tulang.
Penyakit
pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan
sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering
mengeluhkan linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya
yang terkena adalah persendian pada jari-jari, tulang punggung,
sendi-sendi lutut dan panggul. Gangguan metabolisme asam urat dalam
tubuh (gout) menyebabkan nyeri yang sifatnya akut.
Terjadinya
osteoporosis menjadi menyebab tulang-tulang lanjut usia mudah patah.
Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh, akibat
kekuatan otot berkurang, koordinasi anggota badan menurun, mendadak
pusing, penglihatan yang kurang baik, dan bisa karena cahaya kurang
terang dan lantai yang licin.
6. Penyakit yang disebabkan proses
keganasan.
Penyebab
pasti belum diketahui, hanya nampak makin tua seseorang makin mudah
dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada
rahim, payudara dan saluran pencernaan, yang biasanya dimulai pada usia
50 tahun. Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru,
saluran pencernaan dan kelenjar prostat.
7. Penyakit-penyakit lain.
Penyakit
saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang
dapat mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan
(senilis).
H. Cara Hidup Sehat Lansia
Usia
lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang
yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh
siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ
tubuh. Namun tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan
berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi walaupunb usia
sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.
Ada
satu pendapat yang mengatakan “KESEHATAN TIDAK BERARTI
SEGALA-GALANYA, TETAPI TANPA KESEHATAN SEGALANYA TIDAK BERARTI”,
yang maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, segala
keinginannya terpenuhi, bisa saja hidupnya sederhana atau biasa saja.
Akan tetapi kesehatan itu milik kita yang paling berharga, karena bila
sakit kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan
baik apa yang dimiliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga,
merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan.
Hidup
Sehat
Setiap orang pasti berkeinginan untuk
terus dapat hidup sehat dan kuat sampai tua, untuk mencapainya ada
berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satu caranya adalah
berperilaku hidup sehat.
Sebelum
membahas tentang cara hidup sehat sebaiknya terlebih dahulu diketahui
apa itu sehat. Karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sehat
adalah tidak sakit secara fisik saja. Sehat adalah suatu keadaan
sejahtera jiwa dan raga juga sosialnya. Sehat adalah suatu hadiah dari
menjalankan hidup sehat. Oleh karena itu jika ingin terus menerus
meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup sehat.
Cara Hidup Sehat
Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan
untuk dapat menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
seseorang. Adapun cara-cara tersebut adalah:
1. Makan makanan yang bergizi dan
seimbang
Banyak
bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang,
kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan
gizi bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan
kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena
berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan
istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan
sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan
kebutuhannya. Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai berikut (Depkes,
1991):
§ Menu bagi lansia hendaknya
mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan yang terdiri dari
zat tenaga, pembangun dan pengatur.
§ Jumlah kalori yang baik untuk
dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari hidrat
arang komplex (sayur – sayuranan, kacang- kacangan, biji – bijian).
§ Sebaiknya jumlah lemak dalam
makanan dibatasi, terutama lemak hewani.
§ Makanan sebaiknya mengandung serat
dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka
pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
§ Menggunakan bahan makanan yang
tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan.
§ Makanan yang mengandung zat besi
dalam jumlah besar, seperti kacang – kacangan, hati, bayam, atau sayuran
hijau.
§ Membatasi penggunaan garam, hindari
makanan yang mengandung alkohol.
§ Makanan sebaiknya yang mudah
dikunyah.
§ Bahan makanan sebagai sumber zat
gizi sebaiknya dari bahan – bahan yang segar dan mudah dicerna.
§ Hindari makanan yang terlalu manis,
gurih, dan goreng – gorengan.
§ Makan disesuaikan dengan kebutuhan
2. Minum air putih 1.5 – 2 liter
Manusia
perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan
aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 – 2 liter per hari.
Air
sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan
fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih
seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagai
pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan
cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang,
terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang adalah penopang
utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari minum air
putih adalah mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di dalam tubuh
usus sangat membutuhkan air. Tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus
tidak dapat maksimal, dan muncullah sembelit.
Dan
air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft
drink, minuman beralkohol, es maupun sirup. Bahkan minuman-minuman
tersebut tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi
para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah
tinggi, obesitas dan sebagainya.
3. Olah raga teratur dan sesuai
Usia
bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan
akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia
kemampuan akan turun antara 30 – 50%. Oleh karena itu, bila usia lanjut
ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan
kemungkinan adanya penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan
dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu
relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif
atau bertanding.
Beberapa
contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki,
dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf,
lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah
raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot
manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif.
4. Istirahat, tidur yang cukup
Sepertiga
dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa
tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan
penyakit, karna tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan
imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada
saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya
orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan
tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan.
5. Menjaga kebersihan
Yang
dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan tubuh
saja, melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian
dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah:
mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah
mengerjakan sesuatu dengan tangan, membersihkan atau keramas minimal 1
kali seminggu, sikat gigi setiap kali selesai makan, membersihkan kuku
dan lubang-lubang ( telinga, hidung, pusar, anus, vagina, penis ),
memakai alas kaki jika keluar rumah dan pakailah pakaian yang bersih.
Kebersihan
lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air. Di
dalam ruangan atau rumah, bersihkan dari debu dan kotoran setiap hari,
tutupi makanan di meja makan. Pakain, sprei, gorden, karpet, seisi
rumah, termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik.
Namun
perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat bantuan
dari orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu diusahakan
untuk mandiri dan hanya diberi pengarahan.
6. Minum suplemen gizi yang diperlukan
Pada
lansia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga
metabolisme di dalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan
kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar lansia tidak terpenuhi
secara adekuat. Oleh karena itu jika diperlukan, lansia dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen gizi. Tapi perlu diingat dan diperhatikan
pemberian suplemen gizi tersebut harus dikonsultasikan dan mendapat izin
dari petugas kesehatan.
7. Memeriksa kesehatan secara teratur
Pemeriksaan
kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan
dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit
lansia perlu memeriksakan kesehatannya secara berkala, karena dengan
pemeriksaan berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih dini
sehingga pengobatanya lebih mudan dan cepat dan jika ada faktor yang
beresiko menyebabkan penyakit dapat di cegah. Ikutilan petunjuk dan
saran dokter ataupun petugas kesehatan, mudah-mudahan dapat mencapai
umur yang panjang dan tetap sehat.
8. Mental dan batin tenang dan
seimbang
Untuk
mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus
diperhatikan, tetapi juga mental dan bathin. Cara-cara yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar mental dan bathin tenang dan seimbang
adalah:
§ Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
YME dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan
menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
§ Hindari stres, hidup yang penuh
tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi
nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai
penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan
lain-lain.
§ Tersenyum dan tertawa sangat baik,
karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita
juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa
membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan
emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari
kelelahan. Tertawa dan senyum murah tidak perlu membayar tapi dapat
menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.
9. Rekresi
Untuk
menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga
kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah,
taman dekat rumah atau halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas
bersama keluarga dan anak cucu, duduk bersantai di alam terbuka.
Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang telah
lelah karena aktivitas sehari-hari.
10. Hubungan antar sesama yang sehat
Pertahankan
hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat
bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial.
Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang
untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin
lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan
disayangi.
11. Back to nature (kembali ke alam)
Seperti
yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong
orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap saji, makanan
kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah dan sayur awetan, jarang
bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih mudah
dikerjakan dengan adanya tekhnologi yang modern seperti mencuci dengan
mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, bepergian dengan
kendaran walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan kaki.
Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena tubuh
kita menjadi manja, karena kurang bergerak, tubuh jadi rusak karena
makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan
penyakit.
Oleh
karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to nature
atau kembali lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi
tekhnologi tetapi paling tidak kita harus menghindari bahan makanan
kalengan, minuman kalengan, makanan yang diawetkan, makanan siap saji
dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang
segar dan juga minum air putih.
12. Semua yang dilakukan tidak
berlebihan
Untuk
menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak
boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik
tetapi sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi lakukanlah atau
kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai dengan kebutuhan.