Senja yang akan datang, menuntunnya untuk
pulang. Mentari yang telah habis sinarnya mengharuskannya untuk
berhenti dari segala aktivitasnya. Tapi ia masih bingung mengapa ia
harus pulang? padahal ia bisa hidup dimana saja, tak ada yang
mengawasinya bahkan merindukannya. Apa yang terjadi mungkin sudah
menjadi takdirnya, ia mungkin tak paham dengan apa yang dialaminya
selama ini, padahal ia adalah seorang yang selalu menjadi pusat
pemahaman, tapi mengapa memahami lingkungannya saja ia tak paham.
Warna
pelangi akan selalu menjadi titik acuannya untuk tetap bertahan dengan
segala kondisi, ia yang selalu kelelahan menghadi kehidupan, yang
selalu sedih dengan apa yang dirasakan, dengan pelangi hidupnya akan
selalu penuh dengan warna yang akan menghapus semua sedih dan lelah.
Dalam misteri perjalanan yang penuh luka, ia berharap akan ada yang
menyambutnya dengan senyuman. sesampai di teras rumah...
“aku pulang”, Tak seperti yang di harapkan semua berbeda.
Malam ini, seluruh keluarga nya akan pergi ke acara syukuran
saudaranya di desa sebelah. Ia sengaja untuk tidak ikut pergi, ia ingin
fokus dengan program kerja yang ia jalani sekkarang ini. Ia mengambil
buku catatannya lalu menulis....
My deary...
Dalam
hati yang tak lagi suci, aku berharap masih ada yang mau menemaniku
kala suka maupun duka...di kala aku sedang tak menentu untuk sebuah
keputusanaku berharap masih ada yang mau menuntunku karena aku tak
ingin terjebak dalam bingkai kesalahan...
Lembah suci, 1 november 2001
Setiap hari ia selalu menulis hari harinya dalam buku kecilnya, ia selalu ingin mengabadikan apa yang telah terjadi padanya.
Hari
terus berlalu menjadi minggu menjadi bulan menjadi tahun dan menjadi
apa yang ia kehendaki. Pagi ini ia harus pergi sekolah, ia harus
datang lebih awal karena ia harus piket. Sesampai di sekolah ia
langsung melaksanakan piket...
“hai cleo!!!”
“oh... hai michael”
“kau piket hari ini”, michael tersenyum.
“ya”
“siapa saja yang piket hari ini, mengapa mereka belum datang”
“aku, ade,silvia, joni sama rian”
“mengapa mereka belum datang juga ya, padahal mereka kan piket?”
“mungkin mereka lagi di jalan”
Pembicaraan
mereka terputus karena mereka datang, belajar pun di mulai semua
terasa baik baik saja. Saat matahari tepat berada di atas kepala, itulah
saatnya ia harus menunaikan perintah tuhannya untuk sholat. Mushola
sudah sepi akhirnya ia lebih bisa berkonsentrasi, selesai sholat ia
berdoa...
“Ya
Allah... Kau yang maha tahu atas segalanya, Kau yang maha tahu atas
segala isi hati manusia, dekatkan lah hati hati kami dengan ikatan
iman. Engkau yang maha pengampun, ampunilah dosa dosa kami, dosa dosa
kedua orang tua kami, keluarga kami, guru guru kami, para pemimpin dan
kaum muslimin yang ada di muka bumi ini. Ya Allah kuatkan lah iman ku
untuk menghadapi cobaan darimu karena aku tahu Kau maha penyayang dari
segala galanya. Amin
Doa
yang selalu di ucapkan, karena dengan mengaduhkan semua masalah pada
allah hatinya akan merasa jadi lebih tenang. Bel pun berbunyi ia harus
pulang, tapi ia tak ingin pulang, ia masih ingin menjelajahi
petualangan hidup ini. Ia pergi ke suatu tempat dimana ia biasa
mengekspresikan semua isi hatinya “RANAH MAIMANA”, ini adalah tempat
yang paling tepat bagi orang yang ingin menangkan hati dan
mengekspreikan diri, sayang tempat ini tak banyak di kenal orang dan
lebih sering di sebut gurun maimana.
Ini merupakan tempat terakhir ku menginjakkan
kaki, penyakit penyakit ini akan ku bawa pergi.... tinggalkan
kenangan ini . dengan apa yang aku harapkan, akan ada yang
tersenyum padaku untuk terakhir kalinya. Tuhan, aku ingin
membahagiakan orang orang yang ku cintai... aku ingin orang orang
tesenyum bangga dengan apa yang aku peroleh, aku ingin menyusul orang
yang selama ini telah jauh pergi meninggalkan aku...
Ranah maimana,1 november 2002
Ratu Putri Cleopatra Amundrana
Setiba di gurun maimana, ia langsung
duduk di atas gundukan pasir tepatnya di bawah pohon, sungguh aneh ada
pohon yang sanggup hidup di gurun. Pohon itu menambah sejuk, ia menulis
kata kata di secarik kertas...
Ini
merupakan tempat terakhir ku menginjakkan kaki, penyakit penyakit ini
akan ku bawa pergi.... tinggalkan kenangan ini . dengan apa yang aku
harapkan, akan ada yang tersenyum padaku untuk terakhir kalinya. Tuhan,
aku ingin membahagiakan orang orang yang ku cintai... aku ingin orang
orang tesenyum bangga dengan apa yang aku peroleh, aku ingin menyusul
orang yang selama ini telah jauh pergi meninggalkan aku...
Ranah maimana,1 november 2002
Ratu Putri Cleopatra Amundrana
Hari sudah sore, sebenarnya ia tak
ingin pulang. Ketika di perjalanan ia melewati sebuah masjid ia
mendengar, sejenak ia berhenti...
“janganlah
kamu bersedih dengan apa yang kau rasakan, dan jangan pernah mengeluh
dengan apa yang kau kerjakan, berpikir positif lah dengan apa yang
terjadi sesungguhnya prasangka kita akan selalu sama sengan ALLAH
S.W.T”, ia berpikir dengan ucapan yang baru di dengarnya.
“hei cleo....!”, michael tersenyum...
“oh tuhan, michael”
“kau mau kemana?”
“aku mau pulang”
“oh ya... hati hati”
“salam
untuk ibumu”, michael hanya tersenyum mendegar itu. Michael tersenyum,
sesuai dengan apa yang diharapkan, ia ingin ada yang tersenyum
padanya. Sesampainya dirumah, seperti biasa sepi hanya ada saksi bisu
yang mengantarkannya ke kamar. Selesai sholat isya, ia langsung menulis
di buku kecilnya...
Malam yang dingin menjadi jalan ku
untuk berakhir di pembaringan ini....maafkan aku tak bisa membuatmu
tersenyum padaku. Seandainya kau tahu, aku sangat membutuhkan sebuah
kasih sayang dari orang yang melahirkan ku, sayang itu tak bisa karena
ia telah tinggalkan ku saat ku lihat dunia ini. Terimah kasih karna
kalian telah merawatku...
Good bye... aku akan mencari kasih sayang itu
Kertas dan buku kecil itu di letakkan di samping bantalnya, ia pun tidur.
Jam
03.00 pagi, waktunya jam beker nya berbunyi. Ia terbangun untuk sholat
tahajjud. Tak seperti biasanya ada yang berbeda... tapi apa, seperti
ada yang mengikutinya!!!, selesai sholat dan berdoa ia melakukan sujud
syukur.Sesuatu terjadi pada cleopatra, ada yang hilang dan pergi untuk
selamanya dan tak lagi melihat dunia ini. Hembusan nafas terakhir
berlafashkan SUBHANALLAH. Cleopatra pergi untuk selamanya.
Seperti
biasanya, ayah nya membangunkan ia untuk sholat shubuh. Tapi apa yang
di dapatnya, cleopatra tak kunjung bangun. Ayah nya merasakan nafasnya
tak lagi berhembus, seketika ayahnya menangis dan terdengar oleh
istrinya tepatnya ibu tiri bagi cleo. Ibu nya langsung menuju kamar cleo
dan langsung terdiam . ibunya melihat ada buku dan kertas seraya ia
membacanya karna penasaran...
Malam yang dingin menjadi jalan ku
untuk berakhir di pembaringan ini....maafkan aku tak bisa membuatmu
tersenyum padaku. Seandainya kau tahu, aku sangat membutuhkan sebuah
kasih sayang dari orang yang melahirkan ku, sayang itu tak bisa karena
ia telah tinggalkan ku saat ku lihat dunia ini. Terimah kasih karna
kalian telah merawatku...
Good bye... aku akan mencari kasih sayang itu
Ratu Putri Cleopatra amundrana
Ketika membaca tulisan itu, ibunya
langsung menitikkan air mata, ia tak pernah menyangka bahwa cleopatra
sangat membutuhkan kasih sayang, ia menyesali semua dan semua tak kan
pernah kembali....
Selepas meninggalnya cleopatra, Ibunya masih tak percaya dengan kematian
cleopatra, ia masih mencari bukti bukti atau surat dari dokter mungkin
saja cleo pernah ke dokter tanpa sepengetahuannya. Benar ternyata cleo
pernah ke dokter, ibunya terkejut karena selama ini cleo mengidap
penyakit hepatitis, ia tak pernah menyangka cleo akan secepat ini
meninggalkan mereka. Sekarang hanya kisah cinta cleo yang belum terbukti
dengan siapa ia selama ini melabuhkan hatinya...
diah”lova”
just take in my dream
GURU PEMBIMBING: RENI LAKSMI S.Pd
BAHASA INDONESIA
0 komentar:
Posting Komentar